ANALISIS PERILAKU SWAMEDIKASI DIARE PADA IBU RUMAH TANGGA CIKETINGUDIK KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA BEKASI

Authors

  • Jekmal Malau Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggowaluyo Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 41361
  • Salman Salman Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Marisah Marisah Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggowaluyo Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 41361

DOI:

https://doi.org/10.19184/ikesma.v20i3.47766

Keywords:

Swamedikasi, balita, diare, ibu rumah tangga

Abstract

Swamedikasi dikenal sebagai upaya pengobatan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat tanpa resep dari dokter. Swamedikasi yang dilakukan dengan baik dan rasional akan memberikan manfaat bagi penggunanya, namun jikadilakukan dengan cara yang tidak rasional maka berpotensi terjadinya risiko yang berakibat fatal bagi penggunanya. Salah satu upaya swamedikasi yang sering dilakukan Masyarakat adalah swamedikasi terhadap diare pada anak. Penyakit diare termasuk dalam 10 besar penyakit yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan perilaku swamediaksi diare yang dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ciketingudik Bantargebang, Kota Bekasi. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional pada 229 responden menggunakan teknik purposive sampling. Mayoritas responden berumur 26-45 tahun (71,6%), Pendidikan terakhir SD/sederajat (39,7%) dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (90%). Hasil uji chi square menunjukan bahwavariabel karakteristik responden yang meliputi umur (p-value 0,591), pendidikan (p-value 1,000), dan pekerjaan (p-value0,118) tidak memiliki hubungan terhadap perilaku swamedikasi diare. Sedangkan faktor pengetahuan (p-value = 0,047), sikap (p-value = 0,001), lingkungan (p-value = 0,001), dan peran tenaga kesehatan (p-value = 0,014) memiliki hubungan yang siginifikan terhadap praktik swamedikasi diare pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ciketingudik Bantargebang,Kota Bekasi. Perlu adanya upaya yang dilakukan sehingga terciptanya pengetahuan baik, sikap positif, lingkungan sehat serta peran serta petugas kesehatan dalam mencegah terjadinya kasus-kasus diare dan pengobatan melalui upaya swamedikasi yang tepat dan rasional

Downloads

Download data is not yet available.

References

1] Ardenny, A. (2022) ‘Pelatihan dan Al-Worafi, Y. M. (2020). Self-medication. In Drug safety in developing countries (pp. 73–86). Elsevier.

2] Al Shibly, M. N. R., Hasan, L. A., & Abdulsada, A. R. (2022). Knowledge and practice of self-medication. Journal of Population Therapeutics and Clinical Pharmacology = Journal de La Therapeutique Des Populations et de La Pharmacologie Clinique, 28(2), e62–e70. https://doi.org/10.47750/jptcp.2022.863

3] Badan Pusat Statistik Indonesia. (2020). Statistik Indonesia 2020/04/29/statistik-indonesia-2020.html

4] Bambungan, Y. M. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Swamedikasi Diare pada Masyarakat di Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Global Health, 5(2).

5] Burute, S., Burute, R., Murthy, M., Karande, V., Pore, S., & Ramanand, S. (2016). Awareness of adverse drug reactions in third M.B.B.S students practicing self-medication. International Journal of Basic and Clinical Pharmacology, 5(1), 196–201. https://doi.org/10.18203/2319-2003.ijbcp20160127

6] Dinas Kesehatan Kota Bekasi. (2019). Profil Kesehatan Kota Bekasi. DinKes Kota BekasiKes Kota Bekasi, 93–94.

7] Febriyanti, D. R., & Oktaviani, N. (2023). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Pekalongan Terhadap Swamedikasi Acne Vulgaris (Jerawat). Jurnal Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan, 2(2), 163–169.

8] Hulu, V. T., & Tasnim, T. (2020). Kesehatan lingkungan. Yayasan Kita Menulis.

9] Jajuli, M., & Sinuraya, R. K. (2018). Artikel tinjauan: faktor-faktor yang mempengaruhi dan risiko pengobatan swamedikasi. Farmaka, 16(1), 48–53.

10] Kementerian Kesehatan RI. (2022). Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan. The Acceptance of Islamic Hotel Concept in Malaysia: A Conceptual Paper, 3(July), 1–119.

11] Kurniasih, K. A., Supriani, S., & Yuliastuti, D. (2019). Analisis Faktor Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Tindakan Swamedikasi Diare. Media Informasi, 15(2), 101–105.

12] Restiyono, A. (2016). Analisis faktor yang berpengaruh dalam swamedikasi antibiotik pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kajen Kebupaten Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), 14–27.

13] Retno, F., & Rahmawati, S. (2021). Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Utara. Jurnal Akademi Farmasi, 8(12), 32–45.

14] Robiyanto, R., Rosmimi, M., & Untari, E. K. (2018). Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut Di Kecamatan Pontianak Timur. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 16(1), 135–145.

15] Setiarini, N. (2023). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Swamedikasi Penyakit Diare Pada Anak Di Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Politeknik Harapan Bersama. Politeknik Harapan Bersama.

16] Wulandari, A., & Madhani, S. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Swamedikasi Diare pada Balita di Jagakarsa. Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 15(2), 71–80.

17] Yuswar, M. A., & Musyafak, S. N. (2024). Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Common Cold pada Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Universitas Tanjungpura). Journal of Medicine and Health, 6(1), 12–22.

18] Zulkil Amin, L. (2015). Continuing Medical Education Tatalaksana Diare Akut. Continuing Medical Education, 42(7), 2015.

Downloads

Published

2025-06-14 — Updated on 2025-06-14

Versions

Issue

Section

ARTICLES